Friday, February 20, 2015

Cerpen Kisah Kasih Di Sekolah

Standard
Kisah Kasih Di Sekolah

ku naiki motor  tua’ku dengan cepat agar sampai di sekolah lebih awal. pagi ini memang pagi yang bersahabat bagi ku, cerah dengan sinar matahari yang tidak seberapa panas menyengat. hangat,,, itulah yang kurasa. tepat pukul 06.25 aku sampai di sekolah, ku parkir sepeda ku di tempat biasa aku parkir supaya jika nanti aku pulang tidak antri mengeluarkan motor, karna saking banyaknya teman-teman yang membawa motor ke sekolah. sesampainya di kelas aku memulai piket yang memang hari ini adalah giliran ku dan tiga teman ku. langkah sepatu yang aku tunggu telah mulai aku dengar, hati ku langsung berdegup kencang. ya,,itulah langkah sepatu vrizka, yang selama ini diam-diam aku menyimpan hati untuknya.
bel masuk sudah berbunyi, pelajaran pertama juga sedang di mulai aku yang duduk di bangku barisan kedua sekali-kali aku menoleh pada bangku yang paling ujung.bangku di mana vrizka duduk hanya sendirian. ”Brian, apa yang kamu lihat?” tanya Naufalteman sebangku ku, yang membuatku tersentak kaget. ” ku perhatikan dari tadi kamu menoleh ke ujung melulu” timpal Naufal. aku dengan malu-malu menjawab “ah,,tidak ada apa-apa, itukan hanya perasaan mu saja”. bel istirahat berbunyi semua anak kelas sembilan termasuk kelas ku, keluar menuju tempat yang biasa mereka kunjungi masing-masing selain kantin sekolah. aku keluar paling akhir karena aku tak berminat menuju kantin dan ternyata vrizka tidak keluar. vrizka masih menulis entah apa yang dia tulis. aku berdiri dari bangku bermaksud keluar menuju depan kelas. ” Brian,,,, apa kamu mempunyai catatan lengkap fisika ?” tiba-tiba vrizka menanyakan itu pada ku. aku yang kaget karna tak menyangka jika vrizka yang seorang pendiam bisa menegurku, dengan menyembunyikan kekagetan ku aku menjawab ” ada tapi sekarang aku tidak membawa buku fisika karna hari ini tidak ada pelajaran fisika”. “apa bisa aku pinjam besok, karna aku sangat banyak ketinggalan” ujar vrizka sembari meminta.
jam sudah menunjukkan waktu pukul 12.10 siang. waktu jam pelajaran terakhir usai. aku menuju tempat parkiran. “aduh,,,panas benar siang ini ” gerutu ku dalam hati. ku pasang jaket dan topi ku. lalu ku naiki motor tua’ku keluar dari parkiran. di depan gerbang sekolah aku berpapasan dengan vrizka yang masih menunggu jemputan. ku sapa dia dan aku berpamit untuk pulang duluan. vrizka yang sendirian menunggu jemputan meminta ku untuk memberi nomor hand phone ku. ku beri dia nomor hand phone ku. dan akhirnya kami bertukar nomor handphone.
beberapa hari dan berminggu-minggu aku lalui bersama vrizka, aku dan vrizka semakin akrab dan sudah bisa di katakan sahabat. vrizka sering bertanya apa yang tidak tahu dari pelajaran begitu juga sebaliknya. aku dan vrizka sama-sama merupakan murid yang bisa di kategorikan lumayan pandai dalam hampir semua mata pelajaran. namun meski aku dan vrizka sudah akrab tak pernah sedikit pun vrizka menunjukkan pada ku sedikt saja tanda yang bisa mengarahkan pada rasa suka. padahal rasa itu ada pada hati ku jauh sebelum aku dekat dengan  vrizka.
suatu hari aku menerima ajakan vrizka untuk menemaninya jalan-jalan di sebuah pasar yang ada di kota ku. ” kamu mau cari apa?” tanyaku pada vrizka. ” aku hanya pengen jalan-jalan aja, siapa tahu ada yang cocok ya aku beli” jawab vrizka datar. aku yang tidak tahu apa yang di inginkan vrizka, terpaksa aku harus mengikuti kemana saja vrizka pergi. hingga vrizka berhenti di salah satu toko aksesoris. Vrizka masuk dan melihat-lihat jam tangan cowok. dalam hati aku bergumam ” untuk siapa Vrizka membeli jam tangan cowok ini? apa untuk ku?” aku yang berpura-pura cuek hanyadapat pura-pura memilih  parfum.
vrizka mengajak ku menonton film terbaru yang sangat populer. kami berdua seperti pasangan muda-mudi kebanyakan. vrizka memegang tangan ku dengan mesra. namun aku masih bingung apa yang ada dalam benak vrizka. apa maksud kemesraan yang ia tunjukkan pada ku. aku hanya bisa mengikuti alur kemesraan Vrizka. karna memang di lubuk hati ku aku memang mengharapkan ini. jam sudah menunjukkan pukul 21.00. aku mengajak vrizka pulang dan vrizka pun meng iyakan ajakan ku.
Ke esokkan harinya setelah adzan maghrib berkumandang, aku lekas berganti pakaian untuk segera pergi ke rumah vrizka. sampai di rumah vrizka pukul 18.30 aku ketuk pintu rumahnya. kemudian wanita setengah baya membuka pintu rumah vrizka “apakah anda brian?” wanita setengah baya itu bertanya padaku. ” iya benar bu,,” jawab ku dengan tersenyum. “silahkan masuk ,,,” dia berkata sambil mempersilahkan aku duduk di sofa ruang tamu. tak lama kemudian vrizka muncul dari lantai dua dengan menggunakan pakaian rapi dan tas yang biasa menghiasi pundaknya.
kami menuju keluar rumah vrizka, aku mengeluarkan motor tua’ku yang hendak kami pakai untuk jalan-jalan. vrizka naik dan duduk di belakangku, kami menuju pusat kota yang malam itu ramai oleh kendaraan. ” kita mau kemana?” aku memulai membuka percakapan ” aku ingin mencari tempat untuk duduk santai sambil bercengkrama dengan mu” jawab vrizka tenang. akhirnya tiba di suatu taman tengah kota aku memarkirkan motorku dan kami turun. kami menuju bangku tempat duduk dan kami duduk layaknya sepasang kekasih. ” apa kamu suka berteman denganku?” tanya Vrizka. ” kenapa aku harus tidak suka?” jawab ku dengan santai, ” aku tahu apa yang kau rasakan selama ini, namun aku selalu menyembunyikan apa yang aku rasakan padamu” Vrizka mulai membuka pembicaraan serius. ” aku takut jikaaku memulai suatu hubungan akan menyisakan sakit di hati mu karna aku tidak mungkin berada di sisi mu lagi ” sambil menghela nafas panjang. aku tidak tahu apa yang aku rasakan malam ini. bahagiakah? karna cinta ku terbalas atau malah sebaliknya sedih karna vrizka mengatakan tidak bisa berada disisi ku lagi. ” malam ini aku mengajak mu jalan-jalan hanya untuk mengatakan apa yang kau rasakan tidak bertepuk sebelah tangan tapi aku juga tidak memaksa diri mu untuk menerima cinta ku karna setelah ijazah kita keluar aku harus meneruskan sekolah ke luar kota” aku tertunduk lesu mendengar penjelasan vrizka, vrizka tahu apa yang aku rasakan, ia menggenggam tangan ku dan ia yakinkan dengan mengatakan ” jika kau sudi menungguku aku pasti kembali untuk mu” aku tak bisa berkata apa aku hanya menangis dalam pelukan vrizka. dalam hati aku berkata “aku akan selalu setia menunggu mu”.

langit begitu indah dengan gemerlap jutaan bintang yang bertaburan di angkasa. suasana syahdu nan romantis ini ku ingin janganlah cepat berlalu. hingga nanti pada saat dia kembali untukku.




buatan sendiri

0 comments:

Post a Comment